Minggu, 16 Agustus 2009

Guan Yu / Kwan Kong
(162 - 219)
"In Tiang, kau ada dimana?" Kata Pouw Ceng.
Roh Kwan Kong langsung sadar, ia turun dari kudanya, ia loncat turun ke depan kelenteng. Dia berdiri dengan bertolak pinggang.
"Suhu, kau siapa?" tanya roh Kwan Kong. "Aku mohon Suhu beritahu gelarmu"
"Nama Pin-ceng adalah Pouw Ceng." sahut si pendeta tua. "Dulu di Sui-Si-Kwan, di kelenteng Tin Kok Si, pin-ceng pernah bertemu dengan Kun-Houw. Apakah Kun-Houw sudah lupa?"
"Dulu Su-hu telah menolongiku, budimu itu aku tidak bisa melupakannya!" kata roh Kwan Kong.
"Skarang aku telah celaka dan telah binasa, aku mohon Su-hu suka menunjukkan padaku jalan keluar dari tempat yang sesat ini...."
"Kun-Houw, dulu dan sekarang sangat lain," kata Pouw Ceng. "Begitulah jalannya penghidupan manusia, ada sebab ada akibat. Ciang-kun telah celaka di tangan Lu Bong kemudian Ciang-kun berteriak-teriak memohon kepala Ciang-kun dikembalikkan, tetapi jangan lupa bagaimana dengan kepala Gan Liang dan Bun Ciu serta enam panglima dan yang lain-lainnya dari lima kota? Kepada siapa mereka bisa meminta kepala mereka masing - masing supaya dikembalikkan?"
Di jawab begitu Kwan Kong insaf, dia lantas memberi hormat pada Pouw Ceng lalu pergi. Sejak saat itu dan selanjutnya dia selalu memperlihatkan diri di Giok-Coan-San sehingga penduduk di tempat itu jadi terpengaruh oleh kebijaksanaan Kwan Kong. Kemudian mereka mendirikan sebuah kelenteng di atas puncak gunung dan setiap tahun di empat musim diadakan sembahyang untuk menghormati Kwan Kong dan kebijakannya. Bahkan dia disebut Dewa Peperangan Pelindung Rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar