Jumat, 22 Januari 2010

Kuil Langit

Kuil Langit di Beijing merupakan kompleks bangunan untuk upacara ritual atau sembahyang yang terpelihara paling utuh dan paling besar skalanya di Tiongkok, juga mewakili taraf tertinggi arsitektur zaman kuno Tiongkok. Kaisar dinasti-dinasti manapun dalam sejarah Tiongkok setiap tahun tentu mengadakan upacara ritual untuk memuja dewa-dewa langit, bumi, mata hari, bulan, gunung dan sungai, khususnya dewa langit agar memberkati rakyatnya cuaca yang baik dan kehidupan yang tenteram. Kaisar Tiongkok menyebut diri sebagai "Tianzi", atau "putra langit". Kaisar menyelenggarakan negara selaku "Tianzi". Sedangkan pemujaan langit juga merupakan hak istimewa mereka yang tidak boleh dimiliki oleh rakyat jelata.

Kuil Langit dibangun pada tahun 1420, merupakan tempat pemujaan langit bagi kaisar-kaisar pada Dinasti Ming dan Qing, dua dinasti terakihir dalam sejarah Tiongkok, yaitu antara tahun 1368 sampai 1911. Kuil Langit terletak di sebelah selatan Kota Terlarang atau Istana Kuno Beijing. Luasnya 4 kali lipat Kota Terlarang. Tembok selatan Kuil Langit berbentuk persegi untuk menandakan bumi. Sedangkan tembok utara berbentuk lengkung melambungkan langit. Perancangan itu berasal dari pikiran zaman kuno bahwa "langit berbentuk bundar dan bumi berbentuk persegi". Kuil Langit terbagi menjadi dua bagian, yaitu Kuil Dalam dan Kuil Luar. Bangunan utama di Kuil Langit kebanyakan berada di ujung selatan dan utara poros tengah. Dari arah selatan ke utara, bangunan-bangunan itu masing-masing adalah Altar Bundar, Kuil Huangqiongyu dan Istana Doa Panen. Altar Bundar adalah pelataran bundar bertingkat tiga terbuat dari marmar putih, dan setiap tingkat terdapat tiang langkan dari batu. Altar Bundar adalah tempat utama upacara pemujaan langit yang diadakan setiap tahun. Upacara pemujaan langit diadakan dengan mengikuti berbagai tata cara ritual yang ketat dan biasanya diadakan sebelum fajar merekah pada hari Dongzhi atau sekitar tanggal 22 bulan 12 menurut penanggalan Imlek..

Qiniandian atau Istana Doa Panen adalah bangunan sembahyang di bagian utara. Istana beratap tiga lapis dan berbentuk bundar itu dibangun di atas landasan bundar bertingkat tiga. Dari nama istna itu dapat kita ketahui bahwa Istana Doa Panen adalah tempat di mana kaisar setiap musim panas mendoakan penen makmur. Maka arsitektur Istana Doa Panen juga berhubungan dengan budaya pertanian. Misalnya, di dalam istana itu terdapat 4 tiang besar yang melambangkan 4 musim, yaitu musim semi, panas, rontok dan dingin. Orang zaman kuno Tiongkok membagi satu hari menjadi 12 waktu, satu waktu sama dengan dua jam, maka 12 tiang yang menunjang atap lapis pertama menandakan 12 waktu, sedangkan 12 tiang yang menunjang atap lapisan tengah melambangkan 12 bulan dalam satu tahun. Ke-24 tiang itu menandakan 24 kala musim pertanian menurut penanggalan Imlek.

Para tukang di zaman kuno Tiongkok sangat kreatif dalam membangun Kuil Langit. Misalnya dari pilihan warna bangunan dapat terlihat terobosan yang cukup besar. Bangunan istana kaisar di Tiongkok kebanyakan menggunakan genting batu tembikar glasir berwarna kuning, yang melambangkan kekuasaan kaisar. Namun bangunan-bagunan di Kuli Langit menggunakan warna biru untuk menandakan langit. Misalnya atap-atap Dinding Gema, atap Kuil Huangqiongyu dan Istana Doa Panen serta balai-balai pelengkap untuk kedua istana itu semuanya memakai genting glasir warna biru. Tahun 1998 Kuli Langit dicantumkan ke dalam daftar Warisan Sejarah Dunia. Komite Warisan Dunia menilai Kuil Langit sebagai kelompok bangunan sembahyang zaman kuno paling besar yang ada di Tiongkok sekarang. Kuil Langit terkenal di dunia dengan tata ruangnya yang rapi dan struktur bangunannya yang istimewa serta dekorasinya yang indah. Kuil itu tidak saja menempati posisi penting dalam sejarah bangunan di Tiongkok, tapi juga merupakan warisan seni arsitektur yang berharga di dunia.

TEMBOK BESAR

Tembok Besar Tiongkok yang dijuluki sebagai salah satu dari "7 keajaiban dunia" merupakan proyek pertahanan militer zaman kuno yang memakan waktu pembangunan paling lama dan berskala paling besar di dunia. Tembok Besar yang megah melintang dari bagian barat ke bagian timur Tiongkok sepanjang 7000 kilometer lebih.

Sejarah pembangunan Tembok Besar Tiongkok dapat dilacak sampai abad ke-9 sebelum Masehi. Pada waktu itu, pemerintahan di bagian tengah Tiongkok menyambung benteng dan menara api yang merupakan pos penjagaan tentara di perbatasan menjadi satu tembok panjang dalam rangka menangkis serangan etnis-etnis dari bagian utara Tiongkok. Sampai pada Masa Chunqiu dan Negara-negara Berperang, pertempuran berkecamuk di antara negara-negara kepangeranan yang saling berkonfrontasi. Negara-negara itu demi pertahanannya sendiri berturut-turut membangun tembok besar di atas bukit dan gunung yang terletak di daerah perbatasan. Pada tahun 221 sebelum Masehi, Kaisar Qinshihuang menyatukan Tiongkok. Setelah itu, Kaisar Qinshihuang memerintahkan agar tembok-tembok yang dibangun oleh berbagai negara kepangeranan itu disambung menjadi satu tembok besar sebagai kubu pertahanan untuk menangkis serangan pasukan kavaleri etnis nomadik di padang rumput Monggolia bagian utara Tiongkok. Tembok Besar pada waktu itu panjangnya mencapai 5000 kilometer lebih. Tembok Besar pada Dinasi Han setelah runtuhnya Dinasti Qin diperpanjang sampai 10 ribu kilometer lebih. Dalam sejarah selama 2000 tahun yang lalu, penguasa di berbagai zaman tak pernah berhenti membangun Tembok Besar sehingga panjang totalnya mencapai 50 ribu kilometer, yang cukup untuk mengitari bumi satu kali lebih.


Tembok Besar yang kita sebut sekarang kebanyakan adalah tembok besar yang dibangun pada Dinasti Ming yang berkuasa antara tahun 1368 dan 1644. Ujung baratnya berpangkal dari Benteng Jiayu di Provinsi Gansu Tiongkok Barat dan ujung timurnya terletak di pinggir Sungai Yalu Provinsi Liaoning Tiongkok Timur Laut setelah melewati 9 provinsi, kota dan daerah otonom sepanjang 7300 kilometer, atau sama dengan 14 ribu li Tiongkok. Dengan demikian, Tembok Besar itu disebut sebagai "tembok panjang 10 ribu li" di Tiongkok.

Sebagai kubu pertahanan, Tembok Besar dibangun dengan mengikuti jalannya puncak pegunungan. Topografi yang dilewatinya sangat rumit, antara lain, gurung pasir, padang rumput dan rawa. Untuk menyesuaikan diri dengan berbagai topografi, pelaksana pembangunan Tembok Besar menerapkan struktur yang luar biasa dan berbeda-beda. Kesemua ini menunjukkan kecerdasan nenek moyang bangsa Tionghoa. Tembok Besar yang berliku-liku mamanjang menyusuri puncak pegunungan hampir mustahil ditaklukkan oleh musuh pada zaman kuno karena gunung dan lereng yang menjadi dasar tembok itu terlalu terjal untuk didaki.

Tubuh Tembok Besar biasanya dibangun dengan batu besar berbaur dengan tanah dan batu pecahan. Tingginya kira-kira 10 meter dan lebarnya kira-kira 5 meter, yaitu cukup untuk 4 ekor kuda berjalan berdampingan. Dengan demikian, sangat mudah bagi manuver tentara dan pengangkutan bahan pangan dan senjata. Di sisi dalam tembok dibangun pintu dan tangga untuk naik turun. Tembok Besar disambung dengan benteng atau menara api setiap sektor, di mana tersimpan senjata dan bahan pangan. Benteng dan menara api itu digunakan sebagai tempat istirahat bagi prajurit pada waktu damai dan sekaligus merupakan kubu pertahanan untuk menangkis serangan musuh pada waktu berperang. Selain itu, begitu diketahui terjadinya agresi musuh, di menara api itu akan dinyalakan api pada waktu malam dan asap pada siang hari sehingga kabar tentang serangan musuh dapat tersebar ke seluruh negeri dalam waktu dekat.

Di sektor penting Tembok Besar, misalnya lintasan strategis, celah gunung dan perbatasan gunung dengan laut biasanya dibangun loteng gerbang besar. Loteng-loteng gerbang itu tidak hanya kelihatan megah, tapi juga mencerminkan seni arsitektur cemerlang zaman kuno Tiongkok. Sekarang sebagian loteng gerbang itu telah berubah menjadi obyek wisata, misalnya Loteng Gerbang Shanhaiguan di ujung timur Tembok Besar yang dijuluki sebagai loteng gerbang nomor satu Tiongkok dan Loteng Gerbang Juyongguan sektor Badaling Tembok Besar di sekitar Beijing.

Fungsi Tembok Besar sebagai kubu pertahanan militer sekarang sudah tidak ada lagi, namun keindahan arsitekturnya tetap sangat mengagumkan.

Keindahan Tembok Besar tercermin pada kemegahan, kekuatan dan kebesarannya. Melepas pandang dari tempat jauh ke Tembok Besar, tembok besar tinggi yang memanjang selama ribuan kilometer itu tampak serupa naga mahabesar yang menggeliang-geliut menyusuri pegunungan; jika dilihat dari jarak dekat, maka tembok itu penuh dengan daya tarik seni dengan arsitekturnya yang aneka ragam.

Tembok Besar adalah hasil jerih payah yang dibasahi keringat dan darah serta diresapi kecerdasan rakyat Tiongkok pada zaman kuno. Betapa beratnya proyek pembangunan Tembok Besar pada zaman kuno yang masih rendah tenaga produktif memang sulit dibayangkan.

Sekarang Tembok Besar telah menjadi lambang semangat bangsa Tionghoa. Pada tahun 1987, Tembok Besar dicantumkan dalam Daftar Warisan Dunia PBB.